TPA Tlekung Ditutup, Jalan Di Kampung Jadi Sasaran Pembuangan Sampah

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (SurabayaPostNews)-Ketua LSM Alap-Alap menyebut pemandangan buruk terjadi di sejumlah sudut Kota Batu dengan sampah ditumpuk di sekitar jalan kampung dan jalan raya.

Menurut Gaib sapaan akrabnya, ini terjadi setelah beberapa hari pasca TPA (tempat pembuangan akhir) Tlekung ditutup Pemerintah Kota melalui DLH (dinas lingkungan hidup).

“Tumpukan sampah ini selain di sekitar jalan kampung termasuk di jalan raya.Seperti halnya yang terjadi di Jalan WR Suparman Gg I lebih tepatnya dekat dengan Rumah Sakit Asta Brata Kota Batu kemarin.Disitu terlihat sejumlah tumpukan sampah,” kata Gaib,Rabu (6/9/2023).

Pemandangan tak biasa tersebut terjadi di Kota Batu paska TPA Tlekung ditutup atas kehendak warga sekitar lantaran merasa terusik dengan aroma busuk sampah yang tidak dikelola dengan benar.

Dari sebab itu, masyarakat resah terkait dengan sampah-sampahnya terus menumpuk dan pemerintah daerah hanya bisa menutup TPA lantas tidak ada solusi yang tepat dalam pengelolaan sampah.

“Alih -alih ketika masyarakat buang sampah sembarangan dituding  kesadarannya warga kurang dan sebagainya.Tudingan tersebut bisa dilakukan ketika Pemerintah Daerah sudah memberi tempat sebagai gantinya TPA Tlekung.Artinya tidak hanya bisa menutup TPA,dan mengeluarkan aturan tanpa solusi terkesan hanya teori,”sindir Gaib.

Terkait sampah-sampah yang dibuang sembarangan, pihaknya menilai itu merupakan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan disekitar rumahnya.

“Daripada numpuk sampah disekitar rumah sehingga mengeluarkan aroma tidak sedap, jadi langkah  yang dilakukan dengan membuang sampah disejumlah penjuru bumi Kota Batu, itu bagian dari kesadaran warga dalam menjaga lingkungannya,bseperti itu pendapat saya, dan tak boleh masyarakat yang dijadikan kambing hitam,”seru Gaib.

Seperti diketahui menurutnya sampah – sampah di Kota Batu tiap harinya terdapat 120 ton,untuk saat ini tempat  sampah dikampung dan disejumlah tempat sudah tidak terlihat.

“Sedangkan aturan yang dikeluarkan pemerintah daerah harus ini, harus itu,
baru-baru ini digelorakan, dan itu tidak bisa dilakukan dengan cepat.
Pertanyaanya dulu kemana? dan kenapa aturan tersebut baru muncul ketika dalam kondisi mendesak karena TPA ditutup,”tanya dia.

Tragisnya lagi,pemerintah daerah kala itu tengah membuat pernyataan tertulis pertaruhkan jabatannya ketika dalam waktu satu bulan tuntutan warga sekitar TPA Tlekung tidak terealisasi akan  menanggalkan Jabatannya.

“Ternyata pernyataan tersebut hanya isapan jempol belaka dan tidak membuahkan hasil sesuai keinginan warga sekitar TPA.Jadi tak heran ketika warga murka menutup kali kedua TPA Tlekung,”ungkapnya.

Celakanya lagi,Gaib menilai sampai detik ini hanya teori dan sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait belum jelas progresnya.

“Padahal dengan berjalanya waktu sampah-sampah tersebut akan terus menumpuk, dan warga Kota Batu bingung mau disarangkan dimana  sampah-sampah tersebut,”tanya
Gaib.

Olehkarena itu,menurutnya pemerintah jangan hanya bisa perintah.

“Sudahi menumpuk numpuk penghargaan sekarang saatnya fokus pada sampah-sampah di Kota Batu jadi tangung jawab bersama.Cukup kerja nyata saja tak perlu dapat pujian orang kalau kenyataannya seperti ini,” tutupnya.(Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.