BATU –Puluhan seniman asal Kota Batu menghadirkan kursi sebagai karya seni,di Galery Raos Batu,Minggu (25/2/2024).
Pameran bertajuk ‘Kursi’tersebut untuk umum,dengan karya seni yang tertuang dalam media kursi,terdapat tambahan lukisan,dan pernak-pernik sangat menarik.
Menariknya,setiap karya memberikan penafsiran yang unik tentang konsep kekuasaan,baik secara langsung maupun melalui metafora.Seperti kursi IGD Calon Legislatif Gagal karya Sugeng Pribadi alias Klemin yang menggambarkan sebuah kursi dilengkapi infus dan pernak-pernik lain.
Lantas terdapat kursi berbungkus koran dengan judul Berburu Panggung buatan Thohir.Dari karya-karya tersebut terlihat seniman ingin memanfaatkan medium kursi untuk merangsang pemikiran kritis dan refleksi dalam masyarakat tentang pentingnya memahami peran kekuasaan dalam struktur politik.
Tak hanya itu,terlihat pula beberapa karya menyoroti konsep kekuasaan dengan menampilkan kursi yang kokoh dan megah,melambangkan kekuatan dan otoritas yang mapan.Meski begitu,tidak semua karya menggambarkan kekuasaan dengan cara yang konvensional.
Ada juga karya yang mengeksplorasi sisi gelap kekuasaan,dengan kursi yang retak,rapuh,atau terbalik, mengungkapkan ketidakstabilan dan kerentanan di balik tirani dan dominasi.
Melalui tangan-tangan dingin seniman berasal bumi Kota Batu ini,mereka mengajak pengunjung untuk mempertanyakan apa yang sebenarnya tersembunyi di balik wajah yang kuat dari kekuasaan.Demikian pengunjung merasa tertantang ingin mengetahui makna pada karya-karya media kursi yang dimaksud .
Untuk mengapresiasi pameran, Lembaga Seni dan Budaya (LSB) Muhammadiyah Kota Batu menggelar Ngaji Filsafat yang dihadiri oleh Kiai Cepu.Tujuannya untuk mencerdaskan masyarakat dalam konteks tahun politik yang sedang berlangsung.
Dalam pameran ini,Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Muhammadiyah Kota Batu,Tsalis Rifai sangat mengapresiasi.
“Ini untuk memantik para pengunjung memikirkan hakekat kekuasaan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks personal maupun sosial yang mendamaikan,”kata Tsalis.
Ini menurutnya pameran kursi seniman Kota Batu bukan hanya perayaan kreativitas lokal,tetapi juga sebuah ajakan untuk merenungkan dan mempertanyakan konsep yang mendasari kehidupan manusia.
“Sangar pas jika diisi dengan Ngaji Filsafat,apalagi narasumbernya Kiai Cepu selaku Wakil Ketua Lembaga Seni dan Budaya PP Muhammadiyah,” katanya.
Ini kata dia,bahwa pihaknya sering mendukung dan menggelar acara seni serta budaya.Demikian menurutnya telah menunjukkan jika Muhammadiyah bukannya organisasi yang kaku dan miskin budaya.
“Kedepan,PDM juga akan menggelar kemah budaya nasional pada bulan Juli yang bakal dihadiri oleh seniman seluruh Indonesia.Alasan Kota Batu ditunjuk sebagai tuan rumah karena meski kotanya kecil kami aktif berkegiatan budaya dan seni secara berkala,”ungkapnya.
Sementara itu,Wakil Ketua PDM Muhammadiyah Kota Batu Bidang Dikdasmen Seni Budaya dan Olahraga, Muchlis Arif menambahkan bahwa kegiatan tersebut untuk merespon pameran yang ada di galery Raos.
“Tepatnya sebagai sesama seniman dan budayawan kegiatan tersebut adalah kolaborasi,sinergi dan saling menguatkan.Jadi yang dibicarakan dalam kegiatan ini ngaji tenang filsafat, tentang kekuasaan dari berbagai perspektif filsafat Jawa, Islam dan banyak lagi,”lanjutnya.
Pada intinya kegiatan ini murni tentang berbicara, berpikir kritis, analisis tentang kekuasaan dari perspektif filsafat kiai Cepu.
Tujuan kegiatan tersebut,menurut Arif untuk mencerahkan pandangan masyarakat demi masa depan bangsa dan negera.Meski begitu Arif menegaskan.
“Dalam Ngaji Filsafat tidak boleh dikaitkan dengan dukung mendukung atau menjatuhkan paslon yang saat ini tengah berkontribusi dalam Pemilu,” tutupnya.(Gus)