Pentas Ludruk ” Jas Ontang – anting, Galang Dana untuk Cak Sapari

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews (Surabaya)– Menyaksikan pertunjukan Ludruk bagi seorang milenial muda di Surabaya bisa jadi menjemukan karena narasi lakon yang belum pada zamannya serta kendala bahasa. Namun hal itu tidak terjadi ketika Republik Ludruk tampil dalam Ludruk Charity pada Sabtu (18/6) pukul. 19: 29 WIB.

Republik Ludruk asuhan Robert Bayonet pentas di warung Mbah Cokro. Jalan Raya Prapen 22 Surabaya. Dengan membawakan ulang cerita-cerita lawas dari grup Kartolo Cs “Jas Ontang – anting. Pentas amal ini digelar the luntas demi membantu Cak Sapari, salah satu seniman ludruk legendaris dalam grup Kartolo Cs.Cak Sapari, kelahiran 5 Juli 1948 itu kini terbaring sakit di rumahnya, Simo Sido Mulyo Baru. Namun, masih belum diketahui jenis penyakitnya hingga tubuhnya nampak makin kurus. Menurut informasi terbaru, kini pemerintah kota telah memberikan perhatian kepada pegiat seni ludruk tersebut.

Dalam acara penggalangan dana itu, Republik Ludruk bersama HM Cheng Hoo Djadi Galajapo, yang menasbihkan diri sebagai Imam Besar Pelawak Indonesia, pentas dan menarik minat pengunjung dengan pertunjukan bertajuk ” Jas Ontang -anting.

Dewan Kesenian Ludruk” The Luntas yang sudah eksis sejak 2016 menampilkan pentas Ludruk dengan cara yang belum pernah ditampilkan sebelumnya, dengan tidak menggeser pakem tradisional, inklusif, juga adaptif dengan penonton dari generasi serta latar belakang yang beragam.

Kesan penampilan ludruk yang pernah ditonton para orang tua ketika malam Minggu dulu entah di TVRI atau Taman Hiburan Rakyat (THR) yang diiringi gending parikan jula-Juli serta tari remo lalu mengangkat kisah hidup rakyat pada eranya seperti, Setan Kober, Suminten Edan, Sarep, dengan menggunakan bahasa Jawa, dan banyak atraksi, masih lekat ketika tim asuhan Robert Bayonet beraksi.

Lupakan isu politik kelas atas yang jadi drama di televisi beberapa waktu terakhir, luntas dan kawan- kawan mengangkat problem yang memang akrab dalam kehidupan sehari-hari.Dalam pertunjukan sekitar 45 menit malam Minggu, the luntas mengangkat kisah yang diadaptasi dari cerita pendek karya Kartolo cs (Sapari).

The luntas mengemas problem sosial itu dengan narasi pertunjukan yang menggugah perasaan, mengocok perut, hingga mampu membuat penonton ikut parik’an dan jula- Julian. Sebuah cara yang amat tidak biasa untuk pertunjukan Ludruk.

Kesenian bagi Republik Ludruk adalah cair, menyenangkan, dan jadi pesan bagi semua orang lewat bahasa seni. Ketika semua orang senang, lucu-lucuan, tiba-tiba ada sentilan, itu yang ingin kami tawarkan,” yang kemudian mengatakan bisa saja format penampilan berganti di kemudian hari. Sesuai pakem, parikan jula- juli,tari remo tetap kita tampilkan. Menampilkan dialog humor soal kehidupan sehari-hari masyarakat, menghibur namun juga memberikan nasihat.

Sementara gelaran kedua Republik Ludruk akan dilaksanakan pada Rabu (22/6/2022), di Cafe Kayoon Heritage, Jalan Embong Kemiri 19-21 Surabaya pukul 19.27 WIB, dengan membawakan cerita Warung Kintel.(okik)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.