Raker Pokja Kota Batu, Begini Pendapat Ketua Fraksi Partai Golkar Batu  

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (SurabayaPostNews) – Ketua fraksi partai Golkar DPRD Kota Batu , Didik Machmud berpendapat terkait Raker Pokja dan apa yang disampaikan  hal yang wajar.

Menurut Didik, setelah melihat giat Pokja kemarin , hal tersebut tidak semata – mata mengkoreksi pemerintah daerah , tetapi memberikan masukan – masukan.

“Pokja itu, memiliki tujuan , ketika teman-teman Pokja  menginginkan kenaikan status Kota Batu kala itu,
tentunya punya tujuan bagaimana Kota Batu kedepan agar lebih baik,” kata Didik.

Sehingga, kata dia, ketika rekan – rekan Pokja menyampaikan, misalnya terkait PAD (pendapatan asli daerah),hal itu wajar – wajar saja.

“Selain itu, PAD tersebut juga dapat tanggapan dari teman – teman DPRD Kota Batu dari semua partai. Kedua,  terkait aset pemkot batu, yang ada
di Cibubur ,dan lain – lain, itu juga jadi tanggapan teman -teman DPRD,” ujarnya.

Lantas, ujar dia, terkait bangunan – bangunan  fasum dan peningkatan
SDM .

“Artinya apa yang disikapi Pokja kemarin hal yang wajar, dan menyikapi hal tersebut, berdasar data dan fakta, dan sikap tersebut, juga seimbang,” terangnya.

Misal, terang dia, terlepas target PAD  batu yang kerap tidak terpenuhi, disebutkan sudah ada peningkatan,
dari Tahun 2022 sampai sekarang.

“Termasuk  juga ada kenaikan terkait  kunjungan wisatawan dan majunya tempat – tempat wisata. Namun yang perlu di sampaikan, ada korelasi antara kenaikan kunjungan para wisatawan ke Kota Batu,” lanjutnya .

“Semestinya harus diikuti dengan kenaikan pajak dan retribusi, karena semakin banyak yang datang ke batu
menginap di hotel , dan makan di restoran, serta berkunjung ketempat –  tempat wisata, kan ada pajak yang ditarik,” jelas Didik.

Terkait itu, menurutnya akan ada perbandingan, baik yang sudah bagus, dan yang  belum.

“Otomatis harapan teman -teman Pokja kemarin, setelah saya lihat, dan saya dengar, yang  belum supaya segera diwujudkan.Dalam arti, ingin
ada keseimbangan,” tandasnya.

Terlebih, tandas dia, ketika di bandingkan dengan daerah Madiun dan Kota Mojokerto kenaikan PAD Kota Batu  tidak siknifikan, sehingga banyak pertanyaan banyak pihak.

“Apakah  memang sistemnya, apakah regulasinya,?  dan cara memungutnya.
Ini , perlu dievaluasi, dan teman –  teman Pokja juga mengusulkan tim independen untuk mengevaluasi potensi daerah,,” lanjutnya.

“Hal itu, juga sudah pernah saya  sampaikan pada saat Musrembang Kota Batu agar segera membentuk tim independen .Supaya terlihat potensinya bagaimana Kota Batu,” tambahnya.

“Sehingga kita tidak selalu berdebat setiap tahun tentang PAD kita .
Dengan adanya tim independen ,
nanti akan memberi data, dan fakta yang memang sesuai dengan kenyataan yang ada di Kota Batu.,” tegasnya.

Sisi lain, tegas dia, Kota Batu sebagai  ikon “Kota Apel”. Itu bagaimana langkah – langkah pemerintah daerah  untuk mempertahankan apel,” tanya Didik.(Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.