Tim Dosen Informatika UC Dukung Pengajaran Computational Thinking di Sekolah

Modul pelatihan yang kami buat bukan hanya teori tentang Computational Thinking namun langsung pada workshop dengan studi kasus sesuai dengan mata Pelajaran yang di ampu oleh guru-guru. Menarik sekali saat Guru Agama, Guru Sejarah, Guru Bahasa Indonesia bisa menerapkan metode Computational Thinking saat mengajar siswanya

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SURABAYA (SurabayaPostNews) – Pemahaman computational thinking dan penerapannya dalam proses belajar mengajar akan berdampak pada pembetukan pola pikir siswa.  Dengan Computational Thinking ini diharapkan siswa cakap dalam memahami masalah dan mendapatkan solusinya.

Dipl.-Inf Laura Mahendratta T., PIC Biro Bebras UC, bersama Tim kembali menggelar Pelatihan Computational Thinking untuk Guru SMA/SMK dari Kepengurusan MGMP Informatika se Jawa Timur selama 2 hari ini.

“Tidak kurang dari 100 orang sudah terdaftar jadi perserta. Antusias sekolah sangat tinggi sehingga kami batasi 100 peserta sehingga pendampingan oleh fasilitator bisa maksimal,” terang Laura.

Menurutnya, UC sudah bergabung dengan Biro Bebras Indonesia supported by Google.org sejak tahun 2019 dan hingga saat ini sudah melatih lebih dari 800 Guru di Indonesia, dan Batch-6 in melatih 100 Guru lagi. Harapannya siswa tidak lagi belajar hafalan, namun didorong untuk mampu mencermati, menganalisa, dan mengambil kesimpulan. Dengan terbiasa berpikir seperti ini, siswa akan cakap dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul. Siswa mampu berpikir kritis.

Bebras adalah organisasi internasional yang berfokus pada pendidikan Computational Thinking bagi anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Bebras Indonesia menginisiasi “Gerakan Pandai” yang berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi dari seluruh penjuru Indonesia.

Universitas Ciputra Surabaya sejak bergabung dengan Biro Bebras Indonesia berkomitmen untuk membantu penyebaran pendidikan tersebut di Indonesia melalui pelatihan guru dan siswa serta Bebras Challenge yang terbuka bagi siswa dari berbagai usia dan level pendidikan.

Laura memaparkan, bahwa Biro Bebras UC, yang dikelola oleh Tim Dosen Informatika, School of Information Technology, Universitas Ciputra, melatih guru-guru pendidikan dasar, menengah dan keatas dalam mengajarkan Computational Thinking, dimana guru-guru juga berkewajiban untuk menerapkan Computational Thinking di dalam pengajaran kelas atau micro teaching. Laura menjelaskan bahwa Biro bebras UC mendapatkan dana hibah dari Google.org senilai Rp. 380.000.000 yang dimaksimalkan penggunaannya untuk mendukung pelaksanaan pelatihan seperti pembuatan materi, e-learn, SDM, hingga tahap evaluasi akhir.

“Mendapatkan dana hibah dan juga antusias dari peserta merupakan indikasi model pelatihan yang dirancang oleh Tim Bebras UC ini mendapatkan kepercayaan baik dari Google.org maupun dari Masyarakat,” paparnya.

Dikatakannya, modul pelatihan yang kami buat bukan hanya teori tentang Computational Thinking namun langsung pada workshop dengan studi kasus sesuai dengan mata Pelajaran yang di ampu oleh guru-guru. Menarik sekali saat Guru Agama, Guru Sejarah, Guru Bahasa Indonesia bisa menerapkan metode Computational Thinking saat mengajar siswanya. Sehingga pertanyaan yang disampaikan ke siswa bukan lagi model hafalan, namun mendorong siswa untuk melakukan Analisa untuk mengambil kesimpulan.

“Misal mata Pelajaran Sejarah, bukan lagi pertanyaan Kapan perang diponegoro terjadi? Namun lebih mendorong siswa melakukan Analisa untuk menemukan pola hal apa yang mematik perang, apa akibatnya dan sebagainya,” imbuhnya.

Mychael Maoeretz Engel, S.Kom., MCs., Tim Bebras UC, menjelaskan, bahwa Computational Thinking harus diterapkan bisa ke semua bidang ilmu karena itu tantangan dari tim fasilitator adalah mampu menemukan metode pelatihan sehingga peserta mempunyai kompetensi dalam melakukan belajar memengajar

“Murid-murid mampu memperhatikan pola, melakukan Analisa hingga memberikan problem solving secara tepat. Pola pembelajaran ini mencetak generasi kritis dalam berpikir, hal ini mempersiapkan generasi muda yang Tangguh untuk bisa bersaing di pasar global ,” katanya.

Mychael. Azzhan Shahrul, M.Pd, salah satu peserta dari SMKN 1 Singosari mengaku, bahwa lebih bisa memahami Computational Thinking karena narasumbernya sangat kompeten.

“Saran saya supaya ada tindak lanjut dari kegiatan pelatihan ini. Jadi kita bisa belajar terus,” aku Azzhan.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.