ActionAid Mengecam Penggunaan Kelaparan sebagai Senjata Perang Israel

Gaza bagian Utara Terancam Kelaparan dan Penyakit karena Krisis Kemanusiaan

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

SurabayaPostNews — Organisasi kemanusiaan ActionAid menyampaikan peringatan serius tentang situasi kritis di Gaza Utara. Lebih dari setengah juta penduduk di wilayah ini menghadapi ancaman kelaparan yang parah dan penyakit yang mengancam jiwa akibat kekurangan makanan dan air yang mendesak. Pasokan makanan dan air yang sangat terbatas semakin membahayakan mereka yang selama sebulan terakhir bertahan hidup di tengah serangan intensif Israel.

Menurut ActionAid, pasar di Gaza Utara hampir kehabisan pasokan makanan penting dalam beberapa hari mendatang, dan kelaparan telah digunakan sebagai senjata perang selama konflik berkepanjangan ini. Akibatnya, masyarakat di Gaza rata-rata harus menunggu hingga enam jam hanya untuk menerima setengah porsi roti yang biasa, dan banyak yang bertahan dengan hanya dua potong roti sehari.

Koordinator Advokasi dan Komunikasi untuk ActionAid Palestine, Riham Jafari, menjelaskan bahwa kasus dehidrasi dan gizi buruk meningkat pesat di wilayah tersebut. Rumah sakit yang sudah melebihi kapasitas selama berbulan-bulan tidak dapat memberikan perawatan yang memadai kepada mereka yang berada di ambang kelaparan karena pasokan medis semakin menipis.

Heba, yang saat ini berada di tempat penampungan PBB di Gaza, berbicara tentang kekurangan makanan yang parah dan antrian yang panjang di luar toko roti yang menjadi sasaran serangan udara. Dia mengungkapkan ketidakcukupan pasokan air yang layak dikonsumsi oleh masyarakat, meningkatnya risiko dehidrasi, dan dampak kesehatan yang serius pada anak-anak yang menderita gizi buruk.

Orang-orang di Gaza juga harus menghadapi kekurangan makanan pokok seperti minyak sayur, kacang-kacangan, gula, dan beras. Persediaan bahan makanan ini hampir habis, dan pasar diperkirakan akan kehabisan dalam beberapa hari ke depan. Bahkan persediaan tepung yang seharusnya cukup untuk 23 hari tidak dapat dimanfaatkan karena kurangnya bahan bakar dan air.

Selama satu bulan terakhir, konsumsi air telah turun drastis hingga 92%, karena masyarakat terpaksa menggunakan air payau atau air terkontaminasi. Ini meningkatkan risiko dehidrasi dan penyakit serius, terutama di kalangan pasien yang bergantung pada mesin dialisis yang kesulitan mendapatkan bahan bakar.

ActionAid Palestine menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera mengakhiri konflik ini dan memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan. Mereka menegaskan bahwa penggunaan kelaparan sebagai senjata perang adalah pelanggaran berat terhadap Hukum Humaniter Internasional dan hak asasi manusia. Mereka juga memperingatkan bahwa setiap hari tanpa gencatan senjata semakin mendekatkan jutaan penduduk Gaza Utara pada ambang kelaparan yang mengancam jiwa.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.