BATU (SurabayaPostNews) -Aktivitas pembakaran dan pilah sampah di Tempat Penampungan Sampah (TPS) di RW 3/2 Desa Pesanggrahan Kota Batu berakhir jadi “Bank Sampah”, Suliyanto,SH,MH kuasa hukum dari salahsatu warga sekitar yang melakukan protes mengaku lega.
Ini disampaikan Suliyanto saat koordinasi dengan Kepala Desa Pesanggrahan Imam Wahyudi bersama Ketua RW 3 Agus Supriyanto di seputaran Stadion Brantas Kota Batu, Sabtu (16/12/2023).
“Terimakasih kepada Pak Imam Kades Pesanggrahan dengan Pak Agus Ketua RW 3, dengan responnya setelah berpolemik sebelumnya aktivitas TPS di RW 3/2 Jalan Melati,Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu,Kota Batu berakhir,dan dijadikan bank sampah,”kata Suli sapaan akrabnya,
Sabtu (16/12/2023).
Ini menurutnya gerak cepat mereka patut diapresiasi dengan langkah bijak mencari jalan keluar terbaik bagi semua pihak.
“Artinya TPS tersebut ketika disulap jadi bank sampah,tentu tidak akan menyebar aroma tidak sedap dan tidak menyebar asap akibat aktivitas pembakaran sampah,”ungkapnya.
Olehkarena itu,Suli berharap Desa Pesanggrahan segera punya TPS3R untuk pengelolaan sampah desa setempat.
Sementara itu,Kepala Desa (Kades) Pesanggrahan Imam Wahyudi membenarkan aktifitas TPS tersebut disepakati Ketua RW 3 dan RT2 untuk dijadikan bank sampah.Selain itu ia membenarkan bahwa Desa Pesanggrahan saat ini belum punya TPS3R.
“Untuk TPS yang sempat berpolemik kemarin,dikelola pihak ketiga pengambilan sampah residu dan sampah organik.Mekanismenya untuk sampah residu dan organik diambil pihak ketiga setelah dipilah warga sekitar. Lantas sampah jenis kardus,botol yang laku jual di pusatkan pada TPS tersebut.Artinya TPS tersebut tidak mengeluarkan aroma bau tak sedap dan aktivitas pembakaran sampah residu telah dihentikan sejak kemarin,” kata Imam, Sabtu (16/12/2023).
Olehkarena itu, Imam mengatakan punya rencana bangun TPS3R di tanah kas desa belakang Balaikota Among Tani Kota Batu.
“Rencana saya akan membangun TPS3R di lahan khas Desa Pesanggrahan yang terletak di belakang Balaikota Among Tani Kota Batu.Namum ini masih kita koordinasikan dulu dengan BPD setempat langkah dan bagaimananya nanti,” terangnya.
Kembali pada TPS yang dikelola jadi “Bank Sampah Mawar” tersebut, menurut Imam aktivitas pengelola bank sampah tidak akan mengeluarkan bau,sekaligus penataannya akan lebih baik dan rapi,lantaran dijadikan pusat bank sampah.
Sisi lain ia mengaku terkait tambahan anggaran 2 persen dari besaran anggaran alokasi desa (ADD) dari Pemkot Batu,pada tanggal 5 Desember 2023 sudah cair.Meski begitu Imam belum berani mengunakan anggaran tersebut lantaran waktu.
“Tanggal 5 Desember kemarin anggaranya sudah masuk rekening desa, tanggal 15 Desember kemarin akhir pencairan.Besaran dua persen dari besaran ADD nilainya 749 sekian juta,saat ini yang digunakan sekitar 100 juta kurang lebihnya,” kata dia.
Itu lanjut dia,lantaran terdesak dengan waktu,ketika nekat digunakan menurutnya khawatir berimbas pada kualitas pekerjaan dan berdampak pada hukum.
“Sisa besaran anggaran yang dimaksud bakal dilanjutnya pada 2024 mendatang. Anggaran tersebut nantinya untuk bangun tempat,dan beli alat – alat pilah sampah dan pengangkut sampah,termasuk alat pengelolaan sampah organik untuk proses maggot,”ungkapnya.
Disingung terkait target pembangunan TPS3R di belakang Balaikota Among Tani,menurut Imam masih mau koordinasi dengan pihak terkait.
“Cara pembakarannya seperti apa? dan menggangu lingkungan tidak ketika aktifitas tersebut mulai berjalan?.Tapi karena Desa Pesanggrahan belum punya TPS3R,yang pasti akan secepatnya TPS3R tersebut dibangun,” jelasnya.
Terlebih jelas dia,dalam pengelolaan sampah di desa saat ini,menurutnya
kerap menimbulkan polemik dimasyarakat,dan polemik tersebut ibaratnya api dalam sekam,lambat laun akan menjadi bara api yang dahsyat.
“Semoga Pemkot Batu segera punya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah baru, paska TPA Tlekung tutup,polemik sampah di Kota Batu tak pernah berakhir,”harap dia.(Gus)