Persoalan Sampah di Batu Tak Kunjung Rampung,Begini Penjelasan Manajemen BALOGA

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

BATU (SurabayaPostNews) – Persoalan sampah di Batu tak kunjung rampung, salah satu taman rekreasi favorit di Kota Apel, Batu Love Garden (BALOGA) mengaku tak terpengaruh terhadap polemik sampah yang sedang bergulir.

Alasannya, meski TPA (tempat pembuangan akhir) Tlekung ditutup, manajemen perusahaan baloga sudah terbiasa memilah dan mengelola sampah mandiri.

Hal ini disampaikan Joko Santoso Supervisor Baloga ketika dikonfirmasi, Sabtu (23/9/2023) terkait persoalan sampah, paska TPA Tlekung di tutup beberapa pekan lalu.

“Paska TPA Tlekung ditutup,baloga sudah terbiasa memilah dan mengelola sampah secara mandiri sejak baloga berdiri, jadi tak berdampak pada  baloga,” kata Joko,Sabtu 23/9/2023.

Pihak manajemen sudah terbiasa untuk memilah antara sampah basah,dan kering.

“Petugas yang memilah dari bagian kebersihan perusahaan baloga, (untuk) sampah per hari sekitar satu ton saat rame.Untuk hari biasa sekitar lima kuintal,”papar Joko.

Diarea baloga tersedia lobang yang khusus untuk menampung dan memproses sampah kering dan sampah basah,termasuk dari kotoran hewan.

“Begitu TPA tutup sudah berjalan beberapa pekan,tidak begitu berdampak pada kami. Sampah – sampah disini berupa plastik botol minuman,dan sampah rumput.Untuk sampah kulit jeruk di proses jadi pupuk cair berbasis “Eco Enzyme” digunakan pada tanaman yang ada di area baloga,”ungkapnya.

Pupuk Ini ungkap dia,digunakan untuk tanaman di baloga sendiri termasuk pupuk kandang.

Untuk diketahui,Joko Santoso Supervisor Baloga Kota Batu merupakan orang yang berwenang untuk mengontrol sekaligus mengawasi tata cara serta pelaksanaan tugas pengelolaan sampah di perusahaan baloga.(Gus)

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.