OJK Dorong Inklusi Keuangan: Suku Bunga Tinggi dan Tantangan Digital Perlu Dihadapi

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Jakarta — Untuk mendorong inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator diharapkan memperbaiki efisiensi sistem keuangan guna menarik minat masyarakat dalam memanfaatkannya.

Menurut pengamat ekonomi, Piter Abdullah, aspek-aspek dalam sistem keuangan, termasuk institusi keuangan (baik perbankan maupun nonbank), pasar keuangan, korporasi, dan infrastruktur keuangan perlu ditingkatkan. Tingginya suku bunga kredit bank diidentifikasi sebagai salah satu hambatan utama, yang dapat diatasi dengan mendorong efisiensi perbankan.

“Inefisiensi, terutama dalam bentuk suku bunga tinggi, belum diakui sebagai faktor penghambat inklusi keuangan,” ungkap Piter,dikutip koran Jakarta.

Penyediaan program-program bantuan dan upaya meningkatkan literasi keuangan juga dianggap penting untuk membuat masyarakat menjadi lebih eligible dan bankable. Esther Sri Astuti, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, menambahkan bahwa selain tingginya suku bunga kredit, literasi keuangan rendah juga menjadi kendala, dengan sebagian besar masyarakat masih mendapatkan modal dari sumber-sumber informal.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mencatat kondisi keuangan saat ini yang dipengaruhi oleh tingginya suku bunga, ketersediaan modal yang ketat, dan tantangan likuiditas. Dalam menghadapi transformasi digital, pelaku industri jasa keuangan diingatkan untuk memahami risiko yang mungkin timbul.

“Semakin banyak aspek teknologi digital, semakin banyak risiko, dan ini memerlukan pemahaman tata kelola yang jelas untuk menjaga keberlanjutan,” ujar Mahendra.

Get real time updates directly on you device, subscribe now.

Leave A Reply

Your email address will not be published.