Get real time updates directly on you device, subscribe now.
SURABAYA (SurabayaPostNews) — Liliana Herawati, Terdakwa kasus memberikan keterangan tidak benar dalam akte otentik (Pemalsuan) dipastikan tetap menghuni sel tahanan, sebab Pengadilan Negeri Surabaya memperpanjang status penahanan Liliana hingga 19 Agustus 2023.
Keterangan itu ditegaskan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darwis dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya.
“Ada masa perpanjangan penahanan dari Pengadilan Negeri Surabaya, Dan yang saya tau perpanjangan penahanan terdakwa Liliana dari 21 Juni 2023 sampai 19 Agustus 2023,”kata dia.
Status penahanan ini sempat disoal oleh kuasa hukum Liliana, sebab masa penahanan terdakwa dihitung berakhir pada 20 Juni 2023.
Liliana diketahui merupakan mantan Pimpinan Pusat (Kaicho) Perkumpulan Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai. Berdasarkan Notulen Rapat tanggal 07 Nopember 2019,Dia menyatakan mengundurkan diri dari perkumpulan.
Akan tetapi terdakwa kemudian mencabut pengunduran dirinya sebagai salah satu pendiri perkumpulan dengan cara membuat pernyataan kedalam akta nomor 8 tanggal 06 Juni 2022.
“Pada tanggal 06 Juni 2022 terdakwa menyuruh notaris DR. A.A Andi Prajitno, Drs, SH,M.Kn untuk memasukkan keterangan yang tidak benar dalam akta nomor 8 tanggal 06 Juni 2022 dengan cara terdakwa menyatakan apabila terdakwa tidak pernah mengundurkan diri dari Perkumpulan Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai,”kutip surat dakwaan Jaksa Darwis.
Nah, karena adanya konflik internal soal dana Arisan yang mencapai 7 Miliar di dalam perkumpulan, akta Nomor 8 (06 juni 2022) dijadikan atau digunakan oleh terdakwa untuk melakukan upaya hukum, yakni melaporkan Erick Sastrodikoro W ke Mabes Polri.
Sementara itu, Erick diketahui merupakan Sekretaris Jenderal Perkumpulan sekaligus pelapor dalam perkara ini.
Atas kejadian ini, Erick mengklaim mengalamai kerugian mencapai Rp 263 juta untuk biaya transport maupun operasional selama pemeriksaan di Mabes Polri. @ jn.